Read more: http://mas-andes.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-kolom-komentar-blog-auto.html#ixzz2j9nq1MnA er

Jumat, 10 Mei 2013

DAERAH PENANGKAPAN (FISHING GROUND)

Pengertian Daerah Penangkapan Ikan
Suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis.
Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya.
Sebab-Sebab Utama Jenis ikan berkumpul disuatu daerah perairan. a. Ikan-Ikan tersebut memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya. b. Mencari makanan. c. Mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya.
2.      Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan
Kondisi-kondisi yang perlu dijadikan acuan dalam menentukan daerah penangkapan ikan adalah sebagai berikut :

a). Daerah tersebut harus memiliki kondisi dimana ikan dengan mudahnya datang bersama-sama dalam kelompoknya, dan tempat yang baik untuk dijadikan habitat ikan tersebut. Kepadatan dari distribusi ikan tersebut berubah menurut musim, khususnya pada ikan pelagis. Daerah yang sesuai untuk habitat ikan, oleh karena itu, secara alamiah diketahui sebagai daerah penangkapan ikan. Kondisi yang diperlukan sebagai daerah penangkapan ikan harus dimungkinkan dengan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan dan habitat ikan, dan juga melimpahnya makanan untuk ikan. Tetapi ikan dapat dengan bebas memilih tempat tinggal dengan kehendak mereka sendiri menurut keadaan dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Oleh karena itu, jika mereka tinggal untuk waktu yang agak lebih panjang pada suatu tempat tertentu, tempat tersebut akan menjadi daerah penangkapan ikan.

b). Daerah tersebut harus merupakan tempat dimana mudah menggunakan peralatan penangkapan ikan bagi nelayan. Umumnya perairan pantai yang bisa menjadi daerah penagkapan ikan memiliki kaitan dengan kelimpahan makanan untuk ikan. Tetapi terkadang pada perairan tersebut susah untuk dilakukan pengoperasian alat tangkap, khususnya peralatan jaring karena keberadaan kerumunan bebatuan dan karang koral walaupun itu sangat berpotensi menjadi pelabuhan. Terkadang tempat tersebut memiliki arus yang menghanyutkan dan perbedaan pasang surut yang besar. Pada tempat tersebut para nelayan sedemikian perlu memperhatikan untuk menghiraukan mengoperasikan alat tangkap. Terkadang mereka menggunakan trap nets, gill nets dan peralatan memancing ikan sebagai ganti peralatan jaring seperti jaring trawl dan purse seine.
Sebaliknya, daerah penangkapan lepas pantai tidak mempunyai kondisi seperti itu, tapi keadaan menyedihkan datang dari cuaca yang buruk dan ombak yang tinggi. Para nelayan juga harus mengatasi kondisi buruk ini dengan efektif menggunakan peralatan menangkap ikan.

c). Daerah tersebut harus bertempat di lokasi yang bernilai ekonomis. Ini sangat alamiah di mana manajemen akan berdiri atau jatuh pada keseimbangan antara jumlah investasi dan pemasukan. Anggaran dasar yang mencakup pada investasi sebagian besar dibagi menjadi dua komponen, yakni modal tetap seperti peralatan penangkapan ikan dan kapal perikanan, dan modal tidak tetap seperti gaji pegawai, konsumsi bahan bakar dan biaya perbekalan. Para manajer perikanan harus membuat keuntungan pada setiap operasi. Jika daerah penagkapan tersebut terlalu jauh dari pelabuhan, itu akan memerlukan bahan bakar yang banyak. Jika usaha perikanan tersebut benar-benar memiliki harapan yang besar, usaha yang dijalankan mungkin boleh pergi ke tempat yang lebih jauh. Nelayan yang dalam kasus demikian dapat memperoleh keuntungan dengan manajemen usaha perikanan. Jika kita dapat membuat alat untuk meningkatkan efisiensi usaha perikanan seperti menggunakan mesin perikanan yang lebih efisien, kemudian kita dapat juga memperbesar kapasitas kita untuk menangkap ikan ke tempat yang lebih jauh.

Daerah penangkapan ikan juga dikontrol oleh permintaan pasar untuk ikan. Permintaan untuk produk ikan akan dipengaruhi oleh kapasitas ketersediaan dari tempat tersebut, sebagai contoh, adalah baru saja dikembangkan sebagai daerah penangkapan ikan. Jadi, daerah penangkapan ikan selalu memiliki nilai yang relatif, berhubungan dengan keseimbangan ekonomi, daerah penangkapan ikan lainnya, efisiensi usaha perikanan dan permintaan ikan di dalam pasar. Begitulah, harus selalu berusaha menemukan daerah penangkapan ikan yang ekonomis dan efektif dari metode penangkapan ikan yang dimodernisasi.

3. Pemilihan Daerah Penangkapan Ikan

Hal pertama yang harus kita ketahui tentang keberadaan daerah penangkapan ikan menurut spesis ikan dan dari musim. Pemilihan daerah penangkapan ikan akan dibahas dengan sesuai pemahaman dari efisiensi, keuntungan dan ekonomi usaha perikanan. Metode pemilihan akan dibahas sebagai berikut :

a). Asumsi awal tentang area lingkungan yang cukup sesuai dengan tingkah laku ikan yang diarahkan dengan menggunakan data riset oseanografi dan meteorologi.

b). Asumsi awal tentang musim dan daerah penangkapan ikan, dari pengalaman menangkap ikan yang lampau yang dikumpulkan ke dalam arsip kegiatan penangkapan ikan masa lampau.

c). Pemilihan daerah penangkapan ikan yang bernilai ekonomis dengan mempertimbangkan dengan seksama jarak dari pangkalan, kepadatan gerombolan ikan, kondisi meteorologi, dan lain sebagainya.
4.      Klasifikasi Daerah Penangkapan Ikan

A). Berdasarkan Daerah Operasinya.
1. Littoral Zone Fishing Ground
2. Coastal Fishing Ground
3. High Sea Fishing Ground
4. Island Waters Fishing Ground
B). Berdasarkan Alat dan Metode Penangkapannya
1. Fixed Trap Net Fishing Ground
2. Lift Net Fishing Ground
3. Purse Seine Fishing Ground
4. Trawl Net Fishing Ground
5. Gill Net Fishing Ground
6. Angling Fishing Ground
C). Berdasarkan Jenis Ikan Target Penangkapan
1. Sardine Fishing Ground
2. Mackerel Fishing Ground
3. Bonito Fishing Ground
4. Tuna Fishing Ground
D). Berdasarkan Habitat Ikannya.
1. Demersal Fishing Ground
2. Pelagic Fishing Ground
3. Shallow Fishing Ground
E). Berdasarkan Kedalaman Perairannya.
1. Shallow Sea Fishing Ground
2. Deep Sea Fishing Ground
F). Berdasarkan Nama Perairannya.
1. Cina Selatan Sea Fishing Ground
2. Banda Sea Fishing Ground
3. Samudera Sea Fishing Ground
4. Arafura Sea Fishing Ground
G). Berdasarkan Letak Perairannya.
1. Laut Fishing Ground
2. Sungai Fishing Ground
3. Danau Fishing Ground
4. Rawa Fishing Ground

Selasa, 07 Mei 2013

Pengaruh Ukuran Mata Jaring Ingsang dasar (bottom gillnet)



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Tangkapan
4.1.1.  Komposisi Hasil Tangkapan
Selama penelitian tertangkap 25 jenis ikan, dimana ikan yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 1,75 inci sebanyak 7 jenis dengan jumlah individu sebanyak  920 dan berat 81.596 gram. Ikan yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 2,0 inci sebanyak 14 jenis terdiri dari 906 individu dengan berat total  117.855 gram, sedangkan ukuran mata jaring 2,25 inci sebanyak 11 jenis terdiri ataas  617 individu dengan berat total 122.528 gram.
Tabel 2. Hasil tangkapan yang di peroleh selama penelitian.

No
Jenis ikan
Ukuran mata jarring
1.75 inci
2.0 inci
2.25 inci
Ind
Berat (gr)
Ind
Berat (gr)
Ind
Berat (gr)
1
Lalosi (Caesio sp)
812
70656
749
81485
502
94465
2
Gora (Priacanthus tavenus)
75
4170
51
5140
-
-
3
Mata bulan(Priacanthus hamrur)
6
520
7
1770
-
-
4
Samandar(Siganus fuscensces)
15
1660
23
3350
13
1980
5
Sarlinya(Sardinella sp)
7
620
16
1340
-
-
6
Pampang
1
3000
-
-
-
-
7
Lema(Rastrelliger kanagurata)
4
970
-
-
-
-
8
Salmaneti (Parapenus indicus)
-
-
24
6420
-
-
9
Komu(Euthynnus sp)
-
-
5
9300
-
-
10
Silapu(Hyposarcus pardalis)..
-
-
-
-
4
2900
11
Butila (Lethrinus lentjan)
-
-
1
730
-
-
12
Loli-loli(Stelophorus commersonii)
-
-
2
1980
1
1020
13
Saing-saing (Heniochus varius )
-
-
3
350
-
-
14
Sidemu
-
-
4
610
-
-
15
Kakatua(Scarus rubraviolaceus)
-
-
-
-
40
8550
Lanjutan table 2
16
Mau'a(Achantunus xanthoptherus)
-
-
-
-
19
6840
17
Kawalinya(Selar crumenthalmops)
-
-
-
-
23
3653
18
Sagu luhu
-
-
-
-
1
330
19
 Pari (Dasyathis sp)
-
-
-
-
1
1310
21
Tangiri (Acanthocybium solandri)
-
-
-
-
5
830
22
Ma'osi (Macolor niger)
-
-
3
560
-
-
23
Kulit pasir (Macolor macularis)
-
-
-
-
-
-
24
Bobara(Carangoides sp)
-
-
17
4090
-
-
Total
920
81596
906
117855
617
122528

Tabel 2 menggambarkan jenis ikan yang tertangkap pada ketiga ukuran mata jaring adalah ikan Lalosi (Caesio sp), dimana pada ukuran mata jaring 1,75 inci tertangkap sebanyak 812 individu dengan berat 70.656 gram, diikuti oleh mata jaring 2,0 inci dengan 749 individu dengan berat 81.485 gram serta mata jaring 2,25 inci dengan jumlah individu sebanyak 502 individu dengan berat 94.465 gram.
Hasil tangkapan yang lebih dominan untuk ketiga ukuran mata jaring yang digunakan adalah jenis ikan Lalosi dari jenis spesies yang lain, hal ini karena berdasarkan pengalaman nelayan sekitar bahwa waktu makan atau bermain dari ikan Lolosi (Caesio sp) pada perairan pantai pada 17.00 WIT sehingga ketika pengoperasian dilakukan hasil tangkapan yang lebih dominan adalah ikan Lalosi (Caesio sp). Sedangkan ikan-ikan lain yang juga berpengaruh dalam penelitian ini adalah ikan Kakatua (Scarus rubraviolaceus) dan ikan mata Gora (Priacanthus tavenus)hal ini dikarenakan bahwa selang makan antara ikan Lalosi (Caesio sp) dengan ikan Kakatua (Scarus rubraviolaceus) berselang satu jam di mana ikan Kakatua (Scarus rubraviolaceus) lebih dulu sedangkan ikan ikan mata Gora (Priacanthus tavenus) muncul pada saat sinar bulan mulai naik namun ikan ini hanya tertangkap pada ukuran mata jaring 1,75 inci.
4.1.2. Pengaruh Ukuran Mata Jaring Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Lalosi
Selama 30 trip penangkapan, rata-rata hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) per trip dengan ukuran mata jaring 1,75 inci adalah 27 individu dengan berat 2.355 gram, ukuran mata 2,0 inci adalah 25 individu dengan berat 2.716 gram, sedangkan ukuran mata 2,25 inci adalah 17 individu dengan berat 3.165 gram (Tabel 3).
Berdasarkan hasil penelitan Baharudin Rumaf (2011). Bahwa semakin kecil ukuran mata jaring yang digunakan maka semakin banyak jumlah hasil tangkapan namun dengan ukuran yang kecil begitu pula sebaliknya semakin besar ukuran mata mata jaring yang digunakan maka semakin sedikit jumlah ikan yang tertangkap akan tetapi dengan ukuran yang besar, sehingga hasil tangkapan rata-rata akan sangat berpengaruh untuk mata jaring yang digunakan baik ukuran panjang maupun berat
Tabel 3. Hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) selama 30 trip penangkapan.

Trip
Mata Jaring 1,75 inci
Mata Jaring 2,0 inci
Mata Jaring 2,25 inci
Individu
Berat
Individu
Berat
Individu
Berat
1
22
2,530
16
1,580
17
3,140
2
52
4,260
72
6,525
11
1,760
3
29
2,250
39
4,350
7
1,370
4
38
3,115
25
2,200
20
4,170
5
9
770
39
3,810
16
3,650
6
19
1,540
16
1,610
20
3,950
7
34
2,530
27
2,830
15
3,140
8
16
1,330
21
2,740
14
2,640
9
24
2,350
32
 3,380
21
3,850
10
7
740
40
4,100
18
2,710
Lanjutan tabel 3
11
36
2,471
21
1,790
22
3,640
12
29
3,240
31
3,080
12
1,920
13
12
1,110
31
3,280
10
1,730
14
28
2,150
9
1,360
35
5,780
15
29
2,450
23
2,220
21
3,420
16
41
2,930
35
3,220
25
5,080
17
18
1,800
29
3,350
19
3,540
18
32
3,280
7
870
27
4,440
19
27
2,560
22
3,100
30
5,420
20
62
5,240
13
1,680
22
3,560
21
15
1,150
11
1,460
8
1,320
22
52
4,440
33
3,940
10
1,800
23
74
6,800
26
3,420
15
2,385
24
33
2,820
21
2,280
8
1,690
25
15
1,200
38
4,440
19
3,590
26
12
1,540
26
3,310
17
3,500
27
20
1,780
20
2,300
18
4,890
28
12
1,020
6
930
11
2,610
29
6
500
11
1,280
9
3,140
30
9
760
9
1,050
5
1,120
812
70,656
749
81,485
502
94,955
Rataan
27
2.355
25
2.716
17
3.165

            Hasil analisis ragam (Tabel 4 dan 5) menunjukkan bahwa ukuran mata jaring insang dasar berpengaruh pada taraf nyata 0,05 terhadap hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) (jumlah individu) jumlah hasil tangkapan pada ukuran panjang dan berat, akan tetapi hasil tangkapan jumlah berat tidak berpengaruh. Uji BNT terhadap perbedaan hasil tangkapan (jumlah individu) ikan Lalosi (Caesio sp) diantara ukuran mata jaring 1,75, 2,0 dan 2,25 inci menunjukkan bahwa perbedaan hanya diperlihatkan antara hasil tangkapan ukuran mata jaring 1,75 inci dan 2,25 inci, sedangkan diantara ukuran mata jaring 1,75 inci dan 2,0 inci serta 2,0 inci dan 2,25 inci tidak ada perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian Mandaku (2012), diantara ukuran mata jaring 1,75 inci dan 2,0 inci tidak memperlihatkan adanya perbedaan hasil tangkapan, akan tetapi dengan memperbesar ukuran mata jaring 2,25 inci dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan hasil tangkapan dimana hasil tangkapan jumlah individu ikan Lalosi (Caesio sp) tertangkap lebih banyak paada ukuran mata jaring 1,75 inci.  

Tabel 4. Analisis ragam pengaruh ukuran mata jaring insang dasar terhadap hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) (jumlah individu)

Sumber Keragaman
Db
JK
KT
Hhit
Ftab
Perlakuan
2
1789.756
894.8778
5.283026
3.101296
Galat
87
14736.7
169.3874


Total
89
16526.46





Tabel 5. Analisis ragam pengaruh ukuran mata jaring insang dasar terhadap hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) (berat).

Sumber Keragaman
Df
JK
KT
Fhit
Ftab
Perlakuan
2
9879439.4
4939720
2.83
3.10
Galat
87
151964263.1
1746716


Total
89
161843702.5




4.2.      Komposisi ukuran panjang total Ikan Lalosi (Caesio sp) berdasarkan Ukuran Mata jaring

Komposisi ukuran panjang total ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 1,75 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci diperlihatkan pada Tabel 4.  Ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap selama penelitian berlangsung terdistribusi dari ukuran panjang total 13 cm sampai 33 cm. Berdasarkan distribusi panjang total ini, maka ukuran panjang total ikan Lalosi (Caesio sp) dikelompokkan ke dalam 20 kelas ukuran dimana interval setiap kelas ukuran adalah 1 cm, karena pada dasarnya untuk menghitung nilai selektivitas maka harus menggunakan interval kelas 1 cm sehingga kurva selelktivitas dapat dilihat pengauhnya. Tabel 4 memperlihatkan bahwa ikan Lalosi (Caesio sp) tertangkap dengan jaring insang dasar ukuran mata 1,75 inci terkomposisi ke dalam 13 kelas ukuran yaitu dari ukuran 13 – 26 cm. Ukuran mata 2,0 inci menangkap 16 kelas ukuran yang terdistribusi dari ukuran 14 – 30 cm, sedangkan ukuran mata 2,25 inci menangkap 15 kelas ukuran yang terdistribusi dari ukuran panjang total 18 – 33 cm.
Tabel 6. Komposisi ukuran panjang total ikan (Caesio sp) yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 1,75 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci.
No
Kelas ukuran panjang total (cm)
Ukuran Mata jaring
1,75 inci
2,0 inci
2,25 inci
1
13.5
5


2
14.5
41
1

3
15.5
60
3

4
16.5
103
16

5
17.5
164
44

6
18.5
145
86
2
7
19.5
71
107
12
8
20.5
99
226
59
9
21.5
68
107
62
10
22.5
42
81
68
11
23.5
12
16
75
12
24.5
1
21
78
13
25.5
1
15
79
14
26.5

10
29
15
27.5

10
11
16
28.5

5
12
17
29.5

2
7
18
30.5


4
19
31.5


2
20
32.5


2





Berdasarkan komposisi ukuran ikan Lalosi (Caesio sp) pada Tabel 4, maka digambarkan histogram frekuensi panjang total yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 1,75, 2,0 dan 2,25 inci (Gambar 4). Frekuensi tertangkap tertinggi diperlihatkan pada kelas ukuran panjang total 17 – 18 cm untuk ukuran mata jaring 1,75 inci. Frekuensi tertangkap tertinggi dengan ukuran mata jaring 2,0 inci adalah pada kelas panjang total 20 – 21 cm, sedangkan ukuran mata jaring 2,25 inci adalah pada kelas panjang total 25-26 cm.
Ukuran mata1,75 inci
 
Ukuran mata2,0  inci
 
Ukuran mata 2,25 inci
 
Gambar 4. Histogram frekuensi kelas panjang total ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 1,7 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dengan menambah ukuran mata jaring 0,25 inci dari ukuran mata 1,75 inci menjadi 2,0 inci maka dapat mengurangi hasil tangkapan yang berukuran  13 – 19 cm. Untuk ukuran mata jaring 2,25 inci dapat mengurangi hasil tangkapan ikan Lalosi (Caesio sp) berukuran 18 - 23 cm yang tertangkap dengan ukuran mata 2,0 inci, sedangkan ukuran panjang total 13 – 18 cm yang tertangkap dengan ukuran mata 1,75 inci tidak tertangkap atau meloloskan diri.
4.3.              Analisis Selektivitas
Kelas ukuran panjang total ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap dengan ketiga ukuran mata jaring yang dicobakan dalam peneltian ini digunakan untuk analisis selektivitas ukuran mata jaring 1,75 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci dengan metode Holt. Nilai tengah kelas ukuran ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap dengan ketiga ukuran mata jaring adalah 18.5 – 25.5 cm di sajikan pada (Tabel 4). Berdasarkan analisis selektivitas diperoleh parameter selektivitas yang diperlihatkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Parameter selektivitas ukuran mata jaring 1,75, 2,0 dan 2,25 inci.
Ukuran mata jaring (inci)
A
b
K
S2
1,75 dan 2,0
-8,02
0,41
4,11
6,39
2,0 dan 2,25
-17,33
0,77
4,19
3,47
Rata-rata
4,15
4,93

            Berdasarkan parameter faktor selektif (K) yang diperlihatkan pada Tabel 5, maka diperoleh panjang optimum ikan Lalosi (Caesio sp) (Lm) yang berpeluang tertangkap dengan ukuran mata jaring  1,75 inci adalah 18,5 cm, panjang optimum ikan Lalosi (Caesio sp) dengan mata jaring 2,0 inci adalah 21,1 cm sedangkan 2,25 inci adalah 23,7 cm. Dengan demikian model selektivitas ukuran mata jaring 1,75 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci terhadap ukuran panjang total ikan Lalosi (Caesio sp).
Dari model selektivitas ukuran mata jaring 1,75 inci, 2,0 inci dan 2,25 inci, kemudian diplotkan untuk masing-masing nilai tengah kelas ukuran panjang total, sehingga diperoleh kurva selektivitas.
            Bahwa ukuran mata jaring insang dasar 1,75 inci berpeluang 100% untuk menangkap ikan Lalosi (Caesio sp) dengan panjang total pada kelas ukuran 18  – 19 cm. Semakin kecil ukuran ikan Lalosi (Caesio sp) dari kelas panjang 18 - 19 cm peluang tertangkap semakin kecil sampai dengan kelas panjang total 13 – 14 cm. Peluang tertangkap maupun meloloskan diri sekitar 50% dengan ukuran mata jaring 1,75 inci terlihat pada panjang total sekitar 16 cm dan  21 cm.
              Peluang tertangkap ikan Lalosi (Caesio sp) 100% dengan ukuran mata jaring 2,0 inci diperlihatkan pada kelas ukuran panjang total 21 – 22 cm, sedangkan ukuran mata jaring 2,25 inci adalah 23 – 24 cm. Peluang untuk tertangkap dan meloloskan diri 50% pada ukuran mata jaring 2,0 inci adalah pada ukuran panjang total 23.5 cm dan 18,5 cm, sedangkan ukuran mata jaring 2,25 inci adalah 21 cm dan 26 cm.
              Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa dengan memperbesar ukuran mata jaring dari 2,0 inci ke 2,25 inci, maka peluang tertangkap secara optimum bertambah dari 21,5 cm menjadi 23,5 cm. Berdasarkan hasil penelitian Mandaku (2012), ukuran ikan Lalosi (Caesio sp) yang tertangkap secara optimum dengan ukuran mata jaring 2,0 inci adalah 22,5 cm. Perbedaan ini disebabkan karena penelitian ini menggunakan 3 (tiga) ukuran mata jaring sedangkan Mandaku menggunakan 2 (dua) ukuran mata jaring (1,75 dan 2,0 inci), selain itu juga nilai ragam yang diperoleh Mandaku lebih besar dari hasil penelitian ini (6,0). Hal ini terlihat pada peluang untuk tertangkap dan meloloskan diri dari penelitian Mandaku (2011) untuk ukuran mata jaring 2,0 inci adalah 17 cm dan 23 cm.
Berdasarkan hasil estimasi selektivitas ukuran mata jaring insang dasar 2,25 inci terlihat bahwa ukuran yang dapat tertangkap dan meloloskan diri adalah 26 cm. Hal ini berarti bahwa dengan memperbesar ukuran mata jaring dari 2,0 inci ke 2,25 inci sudah dapat mengurangi ikan di bawah ukuran 25 cm yang belum matang gonad.